“Immunization is the process whereby a person is made immune or resistant to an infectious disease, typically by the administration of a vaccine. Vaccines stimulate the body’s own immune system to protect the person against subsequent infection or disease.” (sumber:http://www.who.int/topics/immunization/en/)
System imun dalam tubuh manusia dibagi menjadi 2, ada system imun alami yang memang sudah terdapat dalam tubuh kita sejak kita lahir (contohnya: neutrofil, makrofag, eusinophil, etc). dan, adapula imun yang bisa diinduksi secara buatan. Nah proses pembentukan imun secara buatan ini disebut dengan imunisasi.
Imunisasi Di Indonesia
Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur pembangunan kesejahteraan umum perlu diwujudkan seperti yang tertulis pada pancasila dan UUD 1945. Indikator pembangunan kesehatan dapat dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli yang didukung dengan sistem kesehatan yang didukung oleh informasi epidemiologi yang valid.
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki beban ganda (double burden disease). Di satu sisi Indonesia harus berjuang melawan penyakit degeneratif, sementara penyakit menular terus bermunculan. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi dan pada beberapa penyakit tertentu, jumlah penderita yang banyak mempersulit langkah pemberantasan penyakit tersebut. Karena itu dilakukan imunisasi yang sifatnya adalah mencegah yang tentu saja lebih cost effective dibandingkan perawatan kuratif.
Menurut UU No. 23 tahun 1992, dikatakan mengenai “paradigma sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan imunisasi. Imunisasi di Indonesia sudah dilaksanakan sejak tahun 1956. Berkat imunisasi pula Indonesia bebas cacar sejak 1974. Lalu mulai pada tahun 1977 Indonesia mulai melaksanakan program Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). diantaranya adalah tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B yang terus diberikan hingga saat ini.
Kebijakan Dan Strategi Program Imunisasi Di Indonesia
1. Kebijakan
1. Penyelenggaraan Imunisasi dilaksanakan oleh Pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait.
2. Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi baik terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah.
3. Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu.
4. Mengupayakan kesinambungan penyelengaraan melalui perencanaan program dan anggaran terpadu.
5. Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan social, rawan penyakit (KLB) dan daerah-daerah sulit secara geografis
2. Strategi
6. Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarkat dan swasta.
7. Membangun kemitraan dan jejaring kerja.
8. Menjamin ketersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat suntik.
9. Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga professional/terlatih.
10. Pelaksanaan sesuai standar.
11. Memanfaatkan perkembangan metoda dan teknologi yang lebih efektif, berkualitas dan efesien.
12.Meningkatkan advokasi, fasilitas dan pembinaan
(sumber:http://imunisasihsu.wordpress.com/deskripsi/kebijakan-dan-strategi-program-imunisasi-di-indonesia)
Jadwal Imunisasi
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004* (* Revisi September 2003)
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004* (* Revisi September 2003)
Vaksin | Umur pemberian Imunisasi | ||||||||||||||||
Bulan | Tahun | ||||||||||||||||
Lhr | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 9 | 12 | 15 | 18 | 2 | 3 | 5 | 6 | 10 | 12 | |
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan) | |||||||||||||||||
BCG | |||||||||||||||||
Hepatitis B | 1 | 2 | 3 | ||||||||||||||
Polio | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |||||||||||
DTP | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 dT atau TT | |||||||||||
Campak | 1 | 2 | |||||||||||||||
Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (Non PPI, dianjurkan) | |||||||||||||||||
Hib | 1 | 2 | 3 | 4 | |||||||||||||
MMR | 1 | 2 | |||||||||||||||
Tifoid | Ulangan, tiap 3 tahun | ||||||||||||||||
Hepatitis A | Diberikan 2x, interval 6 - 12bl | ||||||||||||||||
Varisela |
Keterangan Jadwal Imunisasi IDAI, Periode 2004
Umur | Vaksin | Keterangan |
Saat lahir | Hepatitis B-1 Polio-0 |
|
1 bulan | Hepatitis B-2 |
|
0-2 bulan | BCG |
|
2 bulan | DTP-1 Hib-1 Polio-1 |
|
4 bulan | DTP-2 Hib-2 Polio-2 |
|
6 bulan | DTP-3 Hib-3 Polio-3 |
|
6 bulan | Hepatitis B-3 |
|
9 bulan | Campak-1 |
|
15-18 bulan | MMR Hib-4 |
|
18 bulan | DTP-4 Polio-4 |
|
2 tahun | Hepatitis A |
|
2-3 tahun | Tifoid |
|
5 tahun | DTP-5 Polio-5 |
|
6 tahun | MMR |
|
10 tahun | dT/TT Varisela |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar